Sebuah bisnis tentunya memiliki
alur. Di tulisan ini akan dijelaskan alur bisnis sebuah franchise, dimana franchise
disini yang diambil sebagai contoh franchise adalah Hoka-Hoka Bento, dan juga
akan melakukan analisis terhadap website franchise tersebut yaitu http://www.hokahokabento.co.id/.
·
Sejarah awal mula franchise Hoka-Hoka Bento
Konsep waralaba (franchise) bukan merupakan
konsep yang baru, bahkan merupakan suatu konsep bisnis yang cukup mempunyai
sejarah yang panjang jauh ke belakang. Kata franchise diambil dari bahasa
Perancis yang artinya kejujuran, bebas, kebebesan, untuk membebaskan.
Pada abad pertengahan, awal kemunculan
franchising di Eropa ditandai oleh hubungan antara para tuan tanah dan buruh
atau budak-budak mereka. Para tuan tanah memberikan hak kepada buruh atau budak
untuk mengolah lahan, berburu, menjual hasilnya, atau melakukan bisnis para
tuan tanah di lahan tersebut.
Berawal dari sebuah gerai mungil di wilayah Kebon
Kacang Raya, Jakarta, Hendra Arifin mengembangkan bisnis resto Hoka Hoka Bento.
Kini, resto cepat saji yang membeli hak nama dari Jepang itu mempunyai 99 gerai
dengan omzet sekitar Rp 13,85 miliar per tahun.
Hendra sebagai pemilik PT Eka Bogainti tertarik
mengembangkan resto cepat saji ala Jepang karena pada 1985 konsep itu belum ada
di Indonesia. Ia pun melakukan studi banding ke Jepang dan kemudian membeli
izin untuk menggunakan merek dan technical assistance Hoka Hoka Bento
di Indonesia.
“Saat ini, Eka Bogainti memiliki penuh hak
cipta atas merek merek Hoka Hoka Bento. Sementara itu, usaha serupa dengan
merek sama yang ada di Jepang sudah tidak ada lagi,” kata Hendra saat
peluncuran Hokben Delivery Service 500-505 di Jakarta, Kamis (28/5).
Awalnya, Hoka Hoka Bento berbisnis makanan take
away (pesan ambil/ bawa pulang). Konsep take away kemudian diubah
menjadi fast food (cepat saji), mengadopsi tren cara makan yang
praktis dan higienis ala Jepang. ”Layanan semacam itu menjadi solusi bagi
masyarakat Indonesia yang tengah menikmati pembangunan,” ujarnya.
Saat ini, Hoka Hoka Bento ditangani generasi
kedua, anak dari Hendra Arifin yakni Paulus Arifin yang menjadi direktur
operasional PT Eka Bogainti.
·
Tentang Hoka-Hoka Bento
Hoka
Hoka Bento menyajikan makanan Jepang yang sehat, variatif, higienis, cepat saji
dengan harga terjangkau serta suasana yang nyaman.
Visi
dan misi dari Hoka-Hoka Bento :
VISI : Leading Japanese Style Food Provider With
Best Quality
MISI : Creating Sollutions for our customers by
providing best quality Japanese Style Foods and Services with Advanced People
Sebagai
restoran fastfood dengan ciri khas Jepang yang mengutamakan kualitas, Hoka-Hoka
Bento sangat didukung kualitas sumber daya manusia yang juga terdepan. Kini, Hoka-Hoka
Bento membuka kesempatan bagi orang-orang yang ingin bergabung, mulai dari tim
di store hingga profesional di kantor pusat.
·
Analisis Website
Dari
website resminya http://www.hokahokabento.co.id/
Hoka-Hoka Bento memiliki halaman depan seperti berikut :
Penjelasan prinsip-prinsip yang dianalisis
dari web ini antara lain :
1) Accessibility
1) Accessibility
System yang
digunakan pada web ini sudah menerapkan prinsip accessibility karena semua
orang dapat dengan mudah mengakses web ini.
2) Aesthetically
pleasing
Pada web ini
prinsip aesthetically pleasing nya sudah bagus, jika dilihat dari informasi-informasi
yang disajikan pada web.
3) Availability
Prinsip
availability pada web ini sudah sangat bagus dikarenakan setiap objek yang ada
bisa digunakan dengan mudah pada setiap saat.
4) Clarity
Interface yang
dimiliki web, baik dari segi visual maupun konseptual sudah sangat jelas dan
mudah dipahami.
5) Compatibility
- User Compatibility
Web ini sudah menerapkan user compatibility karena dapat dimengerti oleh
berbagai user
- Task and job Compatibility
Web ini struktur dan alirannya sudah sesuai dan memudahkan user pemula dalam
menggunakannya.
- Product Compatibility
Web ini sudah menerapkan prinsip product compatibility dikarenakan
produk-produk disertai dengan gambar-gambar menu yang menarik beserta
keterangan nya seperti nama, harga, dll.
6) Configurability
Web ini mudah dikonfigurasikan dikarenakan web ini sangat mudah digunakan
7) Consistency
Web ini mudah dikonfigurasikan dikarenakan web ini sangat mudah digunakan
7) Consistency
Web ini sudah
memenuhi prinsip consistency karena secara umum posisi content nya seperti
header, footer, logo, dll tidak berubah di tiap halamannya.
8) Control
Web ini menyediakan
akses kontrol dari user. User dapat dengan bebas melakukan apa yang diinginkan.
9) Directness
Web ini sudah
memenuhi prinsip Directness karena web langsung menampilkan efek dari aksi yang
dilakukan oleh user.
10) Efficiency
Web ini sangat
efesien karena menu-menu yang begitu rapi, dan berita-berita yang yang terbaru
ada di halaman paling depan sehingga user mudah mengaksesnya.
11) Familiarity
Web ini sudah
memenuhi prinsip familiarity karena menggunakan desain web yang umum, ada home,
profil, search, iklan, dll.
12) Flexibility
Web ini sangat
fleksibel digunakan untuk kalangan user dengan pengetahuan maupun kebiasaan
yang bervariasi.
13) Forgiveness
Web ini tidak
memiliki toleransi untuk error karena contentnya hanya bersifat informatif.
14) Immersion
Web ini sudah memenuhi
prinsip immersion karena begitu user mengakses halaman web, user langsung fokus
pada berbagai hal tentang alfamart seperti produknya, aturan kerja sama, dll.
15) Obviousness
Web ini mudah
dipelajari karena begitu user memasuki halaman web tersebut, user langsung
mengetahui apa yang akan dilakukan dan apa yang akan dicari di web tersebut
16) Operability
Web ini dapat digunakan atau dioperasikan oleh semua orang.
17) Perceptibility
Web ini dapat digunakan atau dioperasikan oleh semua orang.
17) Perceptibility
Web ini mudah
dimengerti oleh kebanyakan orang di Indonesia. Hal ini karena faktor bahasa
yang menggunakan bahasa Indonesia sehingga tidak menimbulkan persepsi-persepsi
yang berbeda antara satu orang dengan yang lainnya.
18) Predictability
Web ini sudah bisa dikatakan
cukup baik dalam hal predictability. User cenderung mudah untuk membayangkan
atau memprediksi apa yang akan muncul jika mengklik atau memilih suatu pilihan
pada web tersebut.
19) Recovery
web ini tidak
memenuhi prinsip recovery karena tidak terlihat fitur yang dapat menampilkan
kemampuan recovery tersebut.
20) Responsiveness
Web ini dapat
dikatakan cukup responsive karena dapat langsung menampilkan infromasi yang
diminta oleh user.
21) Safety
Web ini sudah cukup
melindungi user dari membuat kesalahan karena cukup sederhana dan mudah
digunakan.
22) Simplicity
web ini sudah
memenuhi kriteria simplicity karena tampilan web simple dan tidak terlalu
sesak.
23) Transparency
Web ini sudah
memenuhi prinsip transparency karena user tidak mengetahui bagaimana sistem
didalam web ini bekerja.
24) Visibility
Web ini bersifat
visible karena user mengetahui proses-proses yang sedang bekerja pada halaman
web.
25) Trade-off
Web ini memenuhi
prinsip trade off karena tidak semua prinsip dimiliki oleh web tersebut.
Dari hasil analisis
dapat diketahui prinsip-prinsip yang diterapkan antara lain:
• Accessibility
• Aesthetically pleasing
• Availability
• Clarity
• Compatibility
• Configurability
• Consistency
• Control
• Directness
• Efficiency
• Familiarity
• Flexibility
• Immersion
• Obviousness
• Operability
• Perceptibility
• Predictability
• Responsiveness
• Safety
• Simplicity
• Transparency
• Visibility
• Trade-off
• Aesthetically pleasing
• Availability
• Clarity
• Compatibility
• Configurability
• Consistency
• Control
• Directness
• Efficiency
• Familiarity
• Flexibility
• Immersion
• Obviousness
• Operability
• Perceptibility
• Predictability
• Responsiveness
• Safety
• Simplicity
• Transparency
• Visibility
• Trade-off
Tidak ada komentar:
Posting Komentar